Ben Cousins, executive producer DICE Studio menjelaskan bagaimana game free-to-play Battlefield Heroes menargetkan orang-orang yang "tidak mampu" dalam dunia gaming.
Battlefield Heroes - adalah game pertama Electronic Arts dan DICE untuk memasuki pasar yang sudah populer di Asia namun masih mencoba untuk diterima di Barat - berharap untuk menjaring pemain yang tidak mampu membeli console game tercanggih, yang takut harus berhadapan dengan gamer profesional di game-game FPS terkenal, atau yang tidak memiliki banyak waktu untuk bermain video games.
Cousins memberi contoh seperti seorang anak 15 tahun yang tidak mampu membeli PS3 untuk bermain Call of Duty. Atau mungkin seseorang yang berumur 30-35 tahun yang tadinya suka bermain game namun sudah tidak lagi memiliki banyak waktu luang. Juga seorang gamer baru yang ingin belajar FPS.
Cousins juga membandingkan boxed videogames (game original yang harus beli CD/DVD) dan game online gratis di internet dengan situasi tahun 1940 dimana orang masih meragukan kemampuan televisi dibandingkan bioskop. Dia mengharapkan game online dan web-based gaming akan menjadi hal yang umum di tahun-tahun mendatang.
DICE Studio sendiri dikabarkan sedang mengerjakan sedikitnya 5 judul game baru. Beberapa diantaranya adalah game untuk next-gen consoles, game yang bekerja sama dengan developer Korea untuk pasar Asia, dan Battlefield 3.
0 komentar:
Posting Komentar